Rabu, 15 Agustus 2012

Pemimpin Tertinggi Katolik Terlibat Perbudakan Seksual


Pemimpin Tertinggi Katolik Terlibat Perbudakan Seksual

Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma Irlandia, Kardinal Sean Brady, di bawah tekanan mengundurkan diri Jumat di tengah tuduhan baru tentang perannya dalam menangani pelecehan seksual yang dilakukan oleh para imam terhadap anak-anak.
Sebuah film dokumenter televisi Inggris mengulangi klaim yang dibuat pada tahun 2010, di mana Brady diberitahu tentang praktek pedofil (pelecehan sek terhadap anak-anak) oleh Pastor Brendan Smyth pada tahun 1975, tetapi tidak melaporkan kepada polisi atau orang tua dari korban.


Film dokumenter ini mengklaim bahwa Brady, sebagai seorang Kardinal, memiliki peran lebih besar dalam penyelidikan tuduhan terhadap Smyth yang melkakukan praktek  pedofil, di mana Smyth telah mengakui. Rincian baru dan dokumen tentang praktek pedofil itu diulang kembali terhadap anak-anak dibawah umur.
Menanggapi program BBC, Brady melakukan pembelaannya bahwa ia telah melakukan penyeledikan terhadap semua tuduhan itu. Brady mengatakan kepada CNN bahwa ia merasa "dikhianati" ketika ia menemukan bahwa para pejabat gereja atas tindakan terhadap Smyth, yang memperlakukan anak-anak sebagai "budak sek" selama bertahun-tahun di seluruh Irlandia dan di Amerika Serikat.
Brady menerima laporan bahwa selama tahun 1970, ia adalah "bagian dari budaya tidak membantu penghormatan dan keheningan dalam masyarakat dan gereja," tapi dia bersikeras ia tidak berniat mengundurkan diri.
Gereja Katolik di Irlandia mengatakan hari Jumat bahwa permintaan sebelumnya dari Brady untuk Paus Benediktus XVI mengirim uskup agar dapat memimpin  kembali umat Katolik.
Anggota parlemen Irlandia meminta Brady mengundurkan diri dari jabatan sebagai pemimpin Gereja Katolik Tertinggi di Irlandia Utara, sebagai akibat berlangsungnya "perbudakan sek" yang dilakukan oleh para imam Katolik selama bertahun-tahun terhadap anak-anak dibawah umur.
Praktek pedofil merupakan bagian kehidupan para imam Katolik yang dilarang kawin. Seumur  hidupnya. Sehingga, hampir semua imam Katolik itu melakukan praktek-praktek kotor di semua negara yang menganut agama Katolik.
"Paling tidak, penyelidikan hukum harus dilakukan dan tidak ada kekebalan.. Dia secara hukum berkewajiban untuk memberitahukan kepada pihak polisi. Tetapi Brady membiarkan praktek-praktek kotor berlangsung terus, di mana perbudakan sek terhadap anak-anak itu terjadi", ujar seorang wakil perdana Irlandia, Eamon Gilmore.
"Ini adalah pandangan pribadi saya sendiri bahwa siapa pun yang berurusan dengan pelecehan sek tidak harus memegang posisi otoritas," katanya.

Gilmore, juga menteri luar negeri negara itu, tahun lalu memutuskan untuk menutup kedutaan Irlandia di Vatikan, sebagai protes atas praktek kotor Gereja Katolik, dan sebagai alasan untuk memotong anggran. Brady mengatakan kemudian ia "sangat kecewa."
Pemerintah dan gereja di negara terutama Katolik telah berselisih akibat  dukungan negara terhadap penyelidikan pelecehan seksual oleh pendeta dan tokoh gereja lain selama beberapa dekade. (af)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar