Senin, 27 Agustus 2012

Bibel Tak Masuk Akal, Buktinya Penginjil Tak Bisa Memahami Bibel Mengkritisi Buku Penodaan Islam di Gramedia (8)

Bibel Tak Masuk Akal, Buktinya Penginjil Tak Bisa Memahami Bibel
Mengkritisi Buku Penodaan Islam di Gramedia (8)
Pola pikir evangelis Curlt Fletemier dalam buku hujatan Islam yang dijual di Gramedia ini memang sangat aneh dan rancu.
Setelah dengan congkaknya menghina Al-Qur'an sebagai kitab suci yang tidak sesuai bagi orang yang berakal dan berperikemanusiaan, Curlt lantas memuji Bibel setinggi langit sebagai kitab yang penuh ajaran kasih, damai, sejahtera, penuh roh Kudus, dan hikmat Tuhan.
Setelah itu, tiba-tiba pada halaman yang sama, Curlt yang notabene sarjana teologi ini mengakui dengan jujur bahwa ia SAMA SEKALI TIDAK MENGERTI terhadap ayat-ayat perang dalam kitab Perjanjian Lama (PL). Perhatikan kutipan berikut:

“Memang patut diakui  bahwa  umat Israel pernah melancarkan perang di dalam  Perjanjian Lama. Yosua 621,  Bilangan 31,  dan I Raja-raja  18:40  adalah contoh-contohnya. Mengapa Tuhan memerintahkan umat Israel membunuh setiap orang laki-laki, perempuan dan anak-anak?  Saya sama sekali tidak  mengerti...” (hlm 26).
Jika Curlt meyakini bahwa kitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama diinspirasikan oleh Tuhan yang sama, mengapa ia memuji Perjanjian Baru tapi mendiskreditkan Perjanjian Lama? Aneh!
Dan Curlt semakin tidak bisa mengerti terhadap hukum perang dalam Perjanjian Lama bila membaca ayat-ayat berikut:
“Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu” (Bilangan 31: 17-18).
Dalam kitab yang mengajarkan hukum peperangan ini, Tuhan memberikan aturan aneh, yaitu orang yang harus dibunuh adalah laki-laki dan perempuan yang sudah pernah bersetubuh. Sedangkan perempuan yang belum pernah bersetubuh (perawan), boleh diambil bagi mereka. Tentara manapun akan kesulitan mengamalkan ayat ini. Betapa repotnya melakukan pengetesan terhadap para wanita untuk memisahkan wanita yang sudah pernah bersetubuh dengan wanita yang masih perawan? Lantas bagaimana pula cara memisahkan pria yang sudah pernah bersetubuh dengan pria yang masih perjaka?
Ternyata evangelis Curlt Fletemier menghina Al-Qur'an, hanya untuk menutupi kelemahan Bibel yang tak masuk akal dan tak bisa dimengerti. Jika tak pandai menari, sebaiknya Curlt jangan mengatakan lantai berjungkit!! [A. Ahmad Hizbullah MAG/suara islam]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar